OPINIKINI talentafmnews.com – Bagaiamana uang desa dapat diselamatkan di wilayah desa? Seberapa jauh kesadaran para penggerak membangun kesadaran ekonomi di desa? Bagaiamana pemetaan geopolitik desa oleh para penggerak?

Begitulah point penting diskusi sore bersama Rahadi (LPTP Surakarta). Selain membincang INSIST Yogjakarta dan pengalaman pemberdayaan masyarakat, kita bersama menganalis kembali perebutan ruang kebudayaan desa yang wajib dipetakan oleh para penggerak.
Para perempuan harus menuliskan kebutuhan dasar mereka mulai dari sabun, deterjen, pasta gigi, beras, sayuran, minyak goreng, dan lainnya. Jika setiap rumah tangga setiap bulan mengeluarkan 500 ribu untuk kebutuhan dasar tersebut, dan semuanya dibeli dari produksi luar desanya maka jika ada 1000 rumah tangga akan ada 500 juta uang mengalir ke luar desa.
Kesadaran ekonomi politik dan geo-politik ekonomi harus diajarkan di sekolah-sekolah desa. Mereka harus diajak menyadari bagaimana cara menahan perputaran uang desa agar tidak gampang mengalir ke luar. Apalagi kebijakan dana desa setiap tahun ada 1 miliar 1 desa harus dibarengi dengan pemahaman memperjuangkan ekonomi desa.
Tidak mudah memang, jika orientasi para penggerak tidak melalui fase yang benar. Sosial maping, pemetaan, trilogi pembangunan desa, Community Approach, ekonomi desa, geo-politik desa menjadi materi yang sangat penting dalam sekolah desa. Jika fase ini tidak dikerjakan, tapi langsung berorientasi pada kekuasaan desa, maka basis pemberdayaan akan makin lemah karena orientasi kekuasaan. Kecuali memastikan bahwa desa akan terus melibatkan warga sebagai subjek yang terus terkonsolidasi.
Para perempuan misalnya dapat memecahkan persoalan konsumsi dengan cara gotong-royong. Jika setiap bulan membutuhkan 100 ribu untuk sayuran dikali 1000 rumah tangga, maka akan ada 100 juta yang dapat dihemat atau diputar dalam skala koperasi konsumsi sayuran yang ditanam secara kolektif. Tentu yang tidak mudah ada pada penyadaran dan gerakan. Satu persoalan ini dituntaskan dengan gerakan bukan hanya gagasan. Di Payungi ibu-ibu sudah menanam sayuran. Mereka menanam kolektif dan sudah banyak tanaman sayuran yang dibeli pengunjung pasar.
Penulis : Dharma Setyawan