Home / Peristiwa / Kesan Dan Pesan Dari Pisah Sambut Kapolres Lombok Tengah Yang Digelar Bupati

Kesan Dan Pesan Dari Pisah Sambut Kapolres Lombok Tengah Yang Digelar Bupati

BERITAKINI talentafmnews.com, Lombok Tengah NTB – Berbagai kesan dan pesan terucap dalam acara pisah sambut Kapolres Lombok Tengah pada Sabtu Malam Minggu, 30/5/2020 yang digelar Bupati di Pendopo Bupati setempat.

Acara pisah sambut Kapolres lama Lombok Tengah, AKBP. Budi Santosa,S.Ik dengan Kapolres Lombok Tengah yang baru, AKBP. Esty Setyo Nugroho,S.Ik tersebut, dihadiri oleh sejumlah pejabat di jajaran Mapolres Lombok Tengah dan Forkopinda setempat.

Kegiatan tersebut, dilaksanakan dengan protokol ketat covid-19, dimana jarak duduk seluruh hadirin diberi jarak, setiap tamu yang masuk ke area acara dites suhu tubuh dan harus melalui bilik Desinfektan Pendopo Bupati.

Dalam sambutanya, Bupati Lombok Tengah, HM.Suhaili,FT.SH berharap, apa yang dihajatjan dengan menggelar acara tersebut bernilai ibadah dan semua senantiasa dalam iman serta diberikan kekuatan untuk melewati segala bencana yang saat ini sedang terjadi.

“Melalui kesempatan yang baik ini, atas nama pribadi sekaligus mewakili warga Lombok Tengah mengucapkan Minal Aidin Walfaizin, mohon maaf lahir dan bathin, semoga kita semua dijadikan insan yang Muttaqqin,”ucap Bupati.

Soal kesanya selama berkhidmah dengan Kapolres lama, AKBP. Budi Santosa selama masa tugasnya di Lombok Tengah yakni 1 tahun 7 bulan, Bupati mengatakan, kesan yang  akan disampaikanya itu bukan karena saat ini akan berpisah atau karena ada Bapak Budi Santosa ditengah-tengah acara, namun semata mata keluar dari lubuk hati yang terdalam dengan tulus dan ihklas.

“Dari hati yang tulus dan terdalam saya menyampaikan, banyak hal positif dan bermamfaat yang telah beliau (Budi Santosa) persembahkan. Bagaimana kita membangun komunikasi, tidak hanya secara formal. Membangun Koordinasi, intens bangun sinergi, sehingga kebersamaan dalam melayani masyarakat berjalan dengan baik. Sehingga kita marasakan mamfaat penghidmatan ikhtiar beliau saat ini,”papar Bupati.

AKBP. Budi Santosa, S.IK dalam sambutanya mengatakan, memiliki kesan yang cukup banyak selama setahun tujuh bulan bertugas di Lombok Tengah.

“Cukup banyak dinamika dialami bersama. Tahun 2018 akhir, kawal PSU ulang. Rangkaian pileg pilpres 2019, cukup panjang rangkainya sampai pleno tingkat kabupaten. Deadline selesai batas akhir. Ada gejolak-gejolak, sore pleno banyak masalah, malamnya tanak Awu-Ketare perang kampung. Selesai pileg pilpres dilanjutkan lagi tahapan pilkades dan pilkada. Semua kini jadi kesan tersendiri,”papar Budi Santosa.

Diakuinya, forkpinda Lombok Tengah memang cukup solid dalam hal koordinasi, kolaborasi, sinergi hingga evaluasi.

“Makanya nanti Bapak Kapolres yang baru, jangan kaget bila mendapat undangan sore, pulangnya jam 1 atau jam 2 malam. Bapak bupati memang kerap bersuara kencang untuk menyemangati jajaranya, menyemangati kita semua,”ungkap Budi Santosa.

Melihat kondisi pandemi covid-19, AKBP. Budi Santosa melihatnya cukup satbil, namun melihat rilis terbaru dinilainya cukup miris karena terus bertambah dari hari ke hari.

“Pesan satu saja, kepada Bapak Bupati dan warga Lombok Tengah, kami titipkan pejabat Kapolres yang baru. Semoga apa yang telah kami lakukan selama ini bisa dilanjutkan bahkan sesuai apa yang disampaikan Bapak Bupati, bisa lebih lagi,”ucapnya.

Diakhir pidatonya, AKBP. Budi Santosa menyampaikan sejumlah hal yang menurutnya belum selesai dikerjakan selama bertugas di Lombok Tengah.

“Banyak masalah yang belum terselesaikan. Masalah panjang nama bandara, masalah tanah di KEK Mandalika. Itu semua belum kita kawal sepenuhnya. Saya sering berandai-andai, Loteng jadi epicentrum segala hal di NTB,”pungkasnya.

Sementara itu, Kapolres Lombok Tengah yang baru, AKBP. Esty Setyo Nugroho dalam sambutanya menuturkan, kalau dirinya dan Istri adalah asli orang Banyuwangi Jawa Timur.

Terkait namanya, dengan nada bercanda ia mengatakan, pasti sebelumnya semua menganggap kalau Lombok Tengah akan mendapat Kapolres baru seorang wanita.

“Nyatanya tidak bapak dan ibu. Dikeluarga saya, nama depanya semua Esty, sialnya saya yang cuman satu saudara laki-laki juga tetap nama depanya Esty. Karena arti Esty itu adalah gajah. Itu mungkin sebab orang tua kami memberikan nama itu,”katanya.

Terkait dengan kondisi Loteng sesuai penuturan Kapolres lama yang ada kejadian bentrok antar kampung, Esty Setyo Nugroho mengungkapkan kalau dirinya sebelumnya pernah bertugas di Kalimantan.

“Di Kalimantan itu kalau sudah rusuh, antar suku. Maka nanti saya disini bertekad untuk terus meningkatkan sinergi dengan Pemda,  begitu juga dengan tokoh-tokoh agama, masyarakat dan juga pemuda,”pungkasnya.

 

About Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *