Home / Peristiwa / Mamiq Ngoh : Sebaiknya Nama Bandara Tidak Diganti

Mamiq Ngoh : Sebaiknya Nama Bandara Tidak Diganti

BERITAKINI talentafmnews.com – Salah satu tokoh penting dibalik suksesnya pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) yakni HL. Wiratmaja atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sapaan Mamiq Ngoh berpendapat sebaiknya nama Bandara tersebut, tidak diganti.

HL.Wiratmaja (Mamiq Ngoh)

Pernyataan itu disampaikan Mamiq Ngoh pada Selasa 19/11/2019 kepada sejumlah wartawan saat ditemui di Kediamanya di Kelurahan Prapen Praya Lombok Tengah.

“Sebaiknya nama Bandara tidak perlu dirubah, tetap saja namanya Bandara Internasional Lombok atau disingkat BIL,” tandas mantan Bupati Lombok tengah ini.

Miq Ngoh lebih jauh, menceritakan tentang bagaimana dirinya dulu berkiprah dalam proses dimulainya pembangunan BIL. Melalui tangan besinya dia mampu memulai membangun pisik bandara yang sudah puluhan tahun tidak bisa terlaksana, akibat dari penolakan warga terutama dari kelompok yang menamakan dirinya Serikat Tani Indonesia.

Selaku Bupati Lombok Tengah saat itu, dirinya bertekad untuk mewujudkan Bandara berkelas Internasional tersebut. Tekadnya yang bulat didukung oleh pihak aparat keamanan, membuat putra pertama H.L.Wirentanus yang adalah Bupati Lombok Tengah kedua itu, menggunakan segala macam cara untuk menghadapi penolakan keras tersebut.

“Maka saat itu terbentuklah Tim 11. Tim ini bertugas untuk mengamankan lokasi tempat akan dibangunya bandara itu,”kenang Miq Ngoh.

Tim 11  itu lanjut Miq Ngoh, adalah orang-orang pilihan yang berani dan tidak gentar sedikitpun menghadapi intimidasi dari masyarakat yang menolak. Karena itu, bentrokan kerap terjadi tidak hanya Tim 11 dengan masyarakat kontra bandara,  tetapi juga bentrokan kerap terjadi antara aparat keamanan dengan Serikat Tani.

“Ketika itu, seperti yang kita ketahui bersama, darah-pun kerap menetes di Bumi Tanak Awu,”ungkap Miq Ngoh.

Selain dengan cara-cara biasa, Mamiq Ngoh menuturkan, kalau cara-cara luar biasa melalui jalur spiritual juga ditempuhnya.  Yakni dengan melakukan istighosah dan doa bersama anak yatim dan puluhan tuan guru di depan lahan bandara.

“Bukan itu saja, puluhan Kepala Desa se-Lombok Tengah dipimpin wabup saat itu Gde Derip (H.L.Suprayatno-red)  juga mendatangi Kementerian Dalam Negeri dan Menhub untuk meminta dukungan terkait pembangunan BIL itu,”imbuhnya.

Berkat kerja kerasnya itu, pembangunan BIL itu-pun terwujud. Namun persoalan baru muncul,  bandara selesai dibangun, namun nama bandara kembali jadi polemik.

“Untuk itu, bila masyarakatnya ingin tetap aman dan tentram seperti sediala, maka sebaiknya nama BIL jangan diganti,”tandas Miq Ngoh.

About Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *