BERITAKINI, Talentafmnews.com–
Puluhan massa yang mengatakan dirinya perwakilan Pemuda Lombok Tengah melakukan aksi menolak pergantian nama Bandara Internasional Lombok di depan gedung DPRD Kabupaten Lombok Tengah pada 03 februari 2020.
Koordinator umum Lalu Hizi mengatakn, pihaknya menyesalkan tindakan pemProv NTB dalam menyikapi perubahan nama bandara, dimana SK yang diterbitkan tahun 2018. Sedangkan SK Menhub tersebut uji coba nya berlaku selama 6 bulan dan terbukti masih berpolemik, sedangkan sekarang sudah tahun 2020.
“SK tersebut dalam hukum sudah batal, akan tetapi dihidupkan kembali dalam sidang paripurna oleh DPRD Provinsi dan Kami minta Pemda Loteng terutama bupati dan DPRD kabupaten untuk segera melakukan Paripurna untuk mengusulkan penetapan nama Bandara Lombok dan tetap pada nama BIL atau LIA” ujarnya.
Di lain kesempatan, Ikhsan Ramdhani dalam orasinya mengatakan keberatan dan menolak sekeras-keras nya keputusan kemenhub karena mengeluarkan SK atas perubahan nama bandara yang dulunya BIL (bandara international lombok)menjadi BIZAM (bandara international zaenuddin abdul majid) dan mereka menganggap SK kemenhub itu sudah basi dan kadaluarsa.
“Ini sebuah intimidasi buat kami khususnya masyarakat loteng karena bandara yang jelas2 terletak di wilayah kami di kuasi sepenuh nya oleh orang lain dan keputusan ini menguntungkan sebelah pihak saja terutama gubernur NTB dzulkiflimansyah dan ormas terbesar di NTB seperti NW karena mereka yang bersikeras untuk merubah nama bandara ini.”kata Ikhsan Ramdhani.
Kedim Juga dalam orasinya mengkalaim bahwa perubahan nama bandara tersebut merupakan keinginan gubernur dan wakil gubernur saja dan bukan keinginan masyarakat lombok umum nya dan masyarakat lombok tengah khusunya.
Lebih jauh Kedim mengatakan kalau nama LIA atau BIL merupakan harga mati bagi mereka, jika sampai pemkab seperti bupati dan anggota DPRD kabupaten tidak memenuhi dan tidak mau membantu mereka supaya nama BIL tetap di pertahankan, maka mereka tidak akan tinggal diam.
“Pokok nya kami tdak akan tinggal diam dan tdak akan pernah setuju nama bandara yg sudah ada itu di ganti,nama BIL sudah melekat di hati kami dan harga mati buat kami selaku warga loteng,karena bandara itu berdiri di tanah nenek moyang kami,”.ungkap Kedim.(ega C.N)