Home / Peristiwa / Pemuda Pancasila Sarankan TKI/TKW Yang Baru Baru Pulang Dikarantina 14 Hari

Pemuda Pancasila Sarankan TKI/TKW Yang Baru Baru Pulang Dikarantina 14 Hari

BERITAKINI talentafmnews.com – Untuk menjaga penyebaran virus Corona di NTB, Pemuda Pancasila Lombok Tengah sarankan Buruh Migran, TKI dan TKW yang baru pulang dikarantina 14 hari. Demikian disampaikan Ketua Pemuda Pancasila MPC Lombok Tengah, M.Samsul Qomar,S.os, Selasa 24/3/2020.

Melalui pernyataan tertulisnya kepada Radio Talentafm melalui chat WA tersebut, M.Samsul Qomar menyampaikan, hendaknya Pemprov dan Pemda segera bekerja sama, terutama dengan kepulangan buruh migran / TKI / TKW di bandara maupun pelabuhan.

“Kita minta Pak Gub dan Bupati, segera melakukan upaya tidak hanya memantau kedatangan mereka (TKI dan KTW – red), lalu mendata. Tapi mengkarantina 14 hari. Kalau hanya memantau, saya pikir tidak cukup. Jadi harus dikarantina selama 14 hari,”tegasnya.

Lokasi karantina lanjut MSQ, sapaan akrab mantan anggota DPRD Lombok Tengah ini, bisa di BLK Internasional di area Bandara. Tinggal pemda melengkapi dengan tempat tidur dan menyiapkan makanan secukupnya.

“Ini langkah taktis yang harus dilakukan. Jangan mereka dibiarkan pulang ke rumah atau kampung halaman, lalu hanya didata, diawasi saja, ya gak bisa begitu. Kan tidak selalu ada gejala, tapi mereka bisa menularkan atau sebagai carrier ke orang tua, tetangga dan kerabat lainnya yang berisiko besar,”jelasnya.

Untuk itu Pemuda Pancasila, minta keluarga TKI/TKW juga tidak menjemput mereka di Bandara, tetapi oleh pemerintah segera di karantina terlebihdahulu.

Penyebaran virus ini lanjut MSQ, akan sangat cepat kalau sudah sampai kampung dan menularkan banyak orang. Kalau sudah begitu menurutnya, akan sulit ditangani. Apalagi ketersediaan media dan alat sangat kurang.

“Lebih baik kita mencegah dengan karantina 14 hari. Untuk dinpelabuhan silahkan di carikan tempat yang layak juga, serta kebutuhannya dinpenuhi.
Jangan sampai nanti kita menyesal, karena akan sangat berisiko kalau sudah mewabah di desa dan kampung,”paparnya.

“Disamping kurang tenaga, media, pemahaman masyarakat awam juga masih kurang, jadi akan sangat berbahaya. Kita bisa liat kegiatan keagamaan dan adat masih saja di lakukan, meski ada himbauan, tapi kalau carriernnya di amankan, ya kita bisa mencegahnya sedini mungkin,”pungkasnya.

 

About Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *