OPINI talentafmnews.com – Dampak penundaan Pilkada Serentak yang terjadi akibat adanya Covid-19 memang telah melahirkan spekulasi-spekulasi baru, hal ini juga terjadi berkaitan erat dengan munculnya angka-angka pada survey semasa pandemi, dimana kontestalasi tiga bulan terakhir memberi peluang untuk kontestan baru berspekulasi.
Oleh: Dian Sandi Utama
Munculnya Nursiah, Lale Sileng sampai Teguh Juwangsa juga adalah lembar yang tidak terpisahkan dari angka yang dihasilkan oleh lembaga survey. Jika saja, ada Paslon memiliki angka yang cukup tinggi, Pilkada Loteng tidak akan melahirkan spekulasi yang menyebabkan dinamikanya menjadi sangat tinggi seperti hari ini.
Koalisi Demokrat-PPP memang lebih dulu memecah kebuntuan, namun masyarakat sudah memprediksi itu jauh-jauh hari. Beda halnya dengan lahirnya koalisi Gerindra-Nasdem yang dianggap cukup mengejutkan; Karena keputusan tersebut memiliki kekuatan resonansi.
Pertama; Keluarnya Nasdem dari Dwi-Normal menyebabkan, semakin menipisnya harapan Paslon tersebut untuk maju tampil pada Pilkada 2021
Kedua; Beralihnya Nasdem berpotensi membubarkan gagasan koalisi sebelumnya, seperti hari ini santer terdengar PDIP juga melakukan hal yang sama memberikan dukungan kepada Pathul-Nursiah.
Ketiga; Pathul-Nursiah jadi lepas dari ketidak-pastian, apapun keputusan Golkar nantinya, tiket sudah dikantong.
AHZ-Aswatara, Pathul-Nursiah sebagai Paslon yang lebih dulu rampung, membenarkan tesis satu tahun lalu tentang pertarungan dua burung besar antara “Demokrat dan Gerindra” bisa benar-benar terjadi di Lombok Tengah tanpa adanya niatan saya untuk mengabaikan peluang calon dari independent atau adanya Paslon yang akan final di hari-hari terakhir. Setidaknya pertarungan mereka telah terjadi di garis start perampungan koalisi partai.
Maka jika ini permainan puzzle, gambar-gambar itu sebenarnya telah terlihat semuanya, tinggal dua-tiga bidang yang harus terisi untuk melihat gambar utuhnya, maka saya prediksi tidak akan ada kejutan di Pilkada Lombok Tengah selain soal Puzzle dari Koalisi Partai dan perubahan wakil dari Paslon.
Dengan kata lain; Lahir atau tidaknya poros baru yang akan dibangun oleh Golkar, PKB dan PKS sebagai partai pengusung bersama dengan Partai-partai gurem lainnya, menurut saya sudah bukan lagi suatu hal yang akan dianggap kejadian luar biasa atau kejutan menjelang hari pendaftaran karena akan jatuh dan berkutat pada nama-nama yang sudah ditampilkan sebelumnya.
Memang ada sebagian masyarakat yang masih menunggu, apa yang akan terjadi menjelang pendaftaran karena sampai hari ini belum adanya keputusan final dari partai-partai tersebut bahkan masyarakat juga menunggu kemana arah dukungan Bodak (Yatofa).
Suhaili FT sebagai Bupati yang masih menjabat hari ini tentu memegang satu trup yang juga bisa memberikan kejutan jika melahirkan keputusan baru, akan tetapi apapun keputusan itu bisa diprediksi karena range speculation-nya sangat mepet, bahkan jika hendak berspekulasi munculnya nama Gde Sakti-Ferdi (Semisal) atau yang lainnya dihari-hari terakhir.
Headline Koran hari ini yang diberikan judul “Golkar-Nasdem Saling Klaim Keanggotaan Nursiah” juga bisa dijadikan Potret bahwa potensi adanya kejutan menjelang hari terakhir pendaftaran, tidak akan lahir dari Golkar walaupun sebenarnya (andaikata) masih ada skenario yang mereka persiapkan.