Home / Peristiwa / Ribuan Orang Hadiri Upacara HUT ke 74 Loteng, Sederet Pembangunan Disebutkan

Ribuan Orang Hadiri Upacara HUT ke 74 Loteng, Sederet Pembangunan Disebutkan

BERITAKINI talentafmnews.com – Ribuan orang  pada Selasa 15/10/2019 hadiri upacara HUT ke 74 Lombok Tengah yang digelar di halaman kantor Bupati setempat yang baru. Pada upacara itu, sederet pembangunan semasa kepemimpinan Bupati, HM.Suhaili,FT diungkap. Mulai dari beroperasinya Bandara Internasional Lombok hingga pembangunan Sirkuit MotoGP di Mandalika Kuta. Rangkaian Upacara HUT ke 74 Lombok Tengah ini, disiarkan secara langsung oleh Radio 107.7 Talentafm.

Ragam warna warni kostum peserta upacara yang menggunakan khas pakaian adat istiadat daerah asal masing-masing, mewarnai khidmadnya pelaksanaan upacara yang bernuansa berbeda tersebut, karena pada tahun-tahun sebelumnya, upacara HUT Lombok Tengah selalu di gelar di Alun-Alun Tastura Praya.

Kemegahan Kantor Bupati Lombok Tengah yang baru itu, juga menambah nuansa baru pada pelaksanaan HUT ke 74 Lombok Tengah kali ini. Bagaimana tidak, kantor Bupati Lombok Tengah yang baru, menjadi latar Bupati saat menjadi inspektur upacara. Otomatis ribuan peserta upacara tertuju pandanganya pada bangunan yang putih bersih mirip gedung putih itu.

Rangkain uapacara dimulai dari naiknya Bupati, HM.Suhaili,FT selaku inspektur upacara ke Podium upacara yang dilanjutkan dengan penghormatan kepada Bendera Pataka Lambang Kabupaten Lombok Tengah yakni Bendara Tatas Tuhu Trasna yang dilanjutkan dengan rangkain upacara lainya.

Pada puncak rangkain upacara, barulah dibacakan mengenai sejarah Kabupaten Lombok Tengah. Disebutkan, Lombok Tengah terbentuk menjadi Daerah Otonom berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Undang-undang tersebut disahkan pada Tanggal 14 Agustus 1958. Namun demikian, sebelum terbentuk sebagai sebuah wilayah pemerintahan, intentitas Lombok Tengah telah ada jauh sebelum itu. Beberapa momentum historis yang menandai keberadaan Lombok Tengah, antara lain adalah dengan dikeluarkannya Stb Nomor 248 Tahun 1898.

Kemudian pasca proklamasi, Lombok Tengah secara integral menjadi bagian dari NKRI ditandai dengan pelantikan secara formal Kepala Pemerintahan Setempat Lombok Tengah yang pertama, pada Tanggal 15 Oktober 1945. Momentum ini menjadi leverage factor yang memicu tumbuhnya semangat integrasi, patriotisme dan nasionalisme di Kabupaten Lombok Tengah.

Enam momentum yang diklasifikasi menjadi dua katagori masa kejadian peristiwa penting perjalanan Kabupaten Lombok Tengah, yakni pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Momentum peristiwa sebelum kemerdekaan, meliputi  Peristiwa 7 Agustus 1891. Pada saat inilah mulai dikobarkannya apa yang disebut dengan Congah Praya kemudian berlanjut pada 28 September 1898 menjadi Perang Lombok yang berakhir dengan runtuhnya dinasti Kerajaan Karang Asem di Lombok.

Kemudian,  peristiwa 18 Agustus 1898. Berlangsung pertemuan para tokoh masyarakat Sasak untuk menentukan batas wilayah desa dan kampung, baik di onder afdeeling (dibawah divisi) Lombok Barat maupun di onder afdeeling Lombok Timur. Pada waktu itu, Lombok Tengah masih berada di onder afdeeling Lombok Timur.

Peristiwa 27 Agustus 1898. Onder afdeeling Lombok Timur dimekarkan menjadi onder afdeeling Lombok Timur dan onder afdeeling Lombok Tengah, sesuai statblad Nomor 248 Tahun 1898 kemudian ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Gubernur General Nomor 19 Tanggal 27 Agustus 1898. Sejak saat itulah dikenal istilah Lombok Tengah dengan batas-batas wilayah seperti sekarang.

Momentum peristiwa setelah kemerdekaan Republik Indonesia, meliputi peristiwa 22 September 1945. Presiden RI, Ir. Soekarno, melantik I Gusti Ketut Pudja menjadi Gubernur Provinsi Sunda Kecil, dimana Lombok yang masih diduduki Jepang merupakan bagian dari Wilayah Provinsi Sunda Kecil.

Peristiwa 22 September 1945. Presiden RI, Ir. Soekarno, melantik I Gusti Ketut Pudja menjadi Gubernur Provinsi Sunda Kecil, dimana Lombok yang masih diduduki Jepang merupakan bagian dari Wilayah Provinsi Sunda Kecil;

Peristiwa 15 Oktober 1945. Dilakukan over alih kekuasaan dari Jepang kepada Bangsa Indonesia di Gedung Mardi Bekso Mataram. Peristiwa ini menandai masuknya Lombok ke Wilayah Hukum Pemerintahan Republik Indonesia.

Sejak saat itu, Bendera Merah Putih mulai dikibarkan di Lombok, disusul dengan penetapan orang-orang yang memegang jabatan pemerintahan, dintaranya R. Noene Noeraksa menjadi Kepala Daerah Lombok, I Gusti Ngurah menjadi Kepala Daerah Setempat – Lombok Barat, Lalu Srinata menjadi Kepala Daerah Setempat – Lombok Tengah dan Mamiq Fadelah menjadi Kepala Daerah Setempat – Lombok Timur.

Selanjutnya,  peristiwa 17 Desember 1958. Hari Jadi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 dan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT Tanggal 14 Agustus 1958.

Seluruh alternatif momentum tersebut, kemudian mengerucut menjadi dua. Satu alternatif momentum sebelum kemerdekaan, yakni peristiwa 27 Agustus 1898. Sedangkan alternatif momentum sesudah kemerdekaan, yang dipilih adalah peristiwa 15 Oktober 1945. Ketika memilih salah satu dari dua alternatif momentum ini ternyata tidak mudah. Buktinya, selama tiga hari dan tiga malam seminar berjalan, belum juga menghasilkan keputusan.

Forum seminar kemudian membentuk Tim Perumus untuk melakukan kajian lebih mendalam terhadap kedua alternatif momentum tersebut.Setelah melalui perdebatan diantara Tim Perumus dipilih peristiwa 15 Oktober 1945 sebagai Hari Jadi Kabupaten Lombok Tengah.

Pada penyampaian sejarah HUT Loteng itu, sederet pembangunan pada masa Kepemimpinan HM.Suhaili,FT di Lombok Tengah-pun disebutkan seperti hamparan kenyataan  antara lain, operasionalisasi Bandara Internasional Lombok pada tanggal 1 oktober 2011 oleh Presiden RI saat itu, H.Susilo Bambang Yudoyono, ditetapkanya Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika sebagai kawasan wisata super prioritas, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan menurunya angka kesmiskinan, ditetapkanya secara resmi hari jadi Lombok Tengah melalui perda no.4 tahun 2012, prestasi yang diperoleh yakni WTP 7 kali berturut-turut.

Prestasi yang diraih berikutnya oleh Bupati, beliau ditetapkan sebagai inspirator pembangunan Indonesia, berikutnya berhasil menetapkan Bumi Perkemahan Terpadu di Batukliang Utara Lombok Tengah sebagai bumi perkemahan yang multi fungsi, selanjutnya pengoperasian Pelabuhan Perikanan di Teluk Awang Desa Mertak pujut,  berikutnya pembangunan Kantor Bupati, Pendopo Bupati dan pemabngunan pasar renteng praya sebagai gedung pertama di NTB dengan konsep gendung ramah lingkungan.

Yang ternayar dan fenomenal yakni terpilihnya lombok tengah sebagai lokasi pembangunan sirkuit moto GP yang akan beroperasi pada tahun 2021 dan terakomodirnya kegiatan Rahmanrahim Day yang dicetuskan oleh Bupati menjadi salah satu rekomendasi pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai kegiatan Nasional.

Usai pembacaan sejarah HUT Loteng dan sederet pembangunan di Lombok Tengah itu, kegaiatan dilanjutkan dengan sejumlah acara tambahan antara lain, penyataan sikap Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lombok Tengah, kemudian lounching sejumlah aplikasi yang merupakan sederet program baru di Lombok Tengah yang ditandai dengan pelepasan balon ke udara. Kemudian tak lupa pemberian santunan secara simbolis bagi 700 orang lebih anak yatim piatu dan ditutup dengan kegiatan Lombok Tengah berzikir. (tim)

About Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *