TALENTAFMNEWS.COM – Tampah Hills diduga hanya menyisakan Limbah atau sampah bagi Masyarakat setempat. Padahal harapan setiap pembagunan untuk makmurkan daerah setempat.
Demikian disampaikan salah satu Tokoh Muda Desa Mekarsari Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah, Fathurrahman pada 15/3/2023 via WA kepada Talenta FM .
Tokoh muda yang sekaligus mantan anggota DPRD Lombok Tengah ini lebih jauh menyanpaikan, setiap pembangunan mestinya memakmurkan daerah setempat lebih khusus desa setempat. Hal itu agar masyarakat dapat merasakan manfaatnya.
“Banyak yang beranggapan bahwa setelah ada pembangunan tampah Hills, masyarakat Mekarsari bisa bangun rumah, beli motor mobil dll. Namun faktanya mereka dapat itu hasil dari penjualan tanah mereka ke tampah Hills, bukan efek dari pembangunan tersebut,”ungkap Fathurrahman.
Fakta di lapangan imbuh Fathurrahman, yang bekerja di tampah Hills mayoritas orang luar desa, luar daerah bahkan ada yg dari luar negeri. Masyarakat lokal atau man power lokal diduga hanya dijadikan penonton. Kalaupun direkrut, diperkerjakan jadi kuli kasar dan satpam. Spek tukang pun tidak masuk.
“Jadi penonton di rumah sendiri itu lebih menyakitkan, mereka yang datang dari luar daerah dan orang asing aseng ini malah semakin mempertontonkan kekuasaanya, bertingkah semau maunya. Jangan sampai kami sebagai warga desa hanya kebagian sampah dan limbah dari bekas galian mereka yang kadang memicu bencana buat masyarakat setempat,”jelas Fath sapaan politisi Perindo ini.
Pada musim penghujan lanjut Fath banjir. Karena selokan tertutup limbah, musim panas kemasan dan debu berhamburan polusi kotor akibat bekas galian dari atas bukit. Ditambah lagi dari pihak perusahaan tampah Hills diduga tidak menyiapkan tempat pembuangan sampah, sementara untuk sampah-sampah sisa pembangunan dan limbah yang dihasilkan berupa limbah dari proses galian tanah.
“Banyak kontraktor yang membuat gudang di seputaran desa untuk menyimpan bahan bangunan dan untuk para tukang dan kami duga itu semua tanpa izin. Kalau tukang dan buruh kasar menginap di gudang yang ada di seputaran Desa Mekar Sari, tapi staf-staf kantor yang berseragam, baik staf dari kontraktor menginap di luar desa atau di luar kabupaten, hanya datang membawa sampah dan pulang menyisakan sampah,”kesal Fath.
Banyak warga yang merasa terganggu, karena tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu dengan keberadaan tukang-tukang tersebut yang datang dari luar daerah. Bukan hanya dari luar daerah, tapi juga dari luar negeri.
“Kita tidak tahu kelengkapan surat-suratnya untuk tinggal dan bekerja di negara ini atau bagaimana,”imbuh Fath.
Untuk itu pihaknya imbuh Fath, minta kepada Pemerintah Daerah dan Pemdes Setempat untuk segera bersikap menertibkan perusahaan-perusahaan yg membangun tersebut.
“Periksa kelengkapan administrasinya, izin-izinya dan kelengkapan pekerja yang dari luar negeri. Bukan hanya pedagang kaki lima yang ditertibkan, tapi perusahaan-perusahaan besar ini juga perlu di tertibkan. Kalau pemerintah tidak mampu, maka jangan salahkan masyakarat setempat yang akan menertibkan para “pendatang haram” itu di Desa kami,”tutup Fatah.
Sementara itu, Humas Tampah Hills Arif dikonfirmasi via WA terkait pernyataan tokoh muda Desa Mekar Sari tersebut, terkesan enggan memberikan tanggapan.
“Terimakasih atas informasinya,”jawabnya singkat.